Menjelajah Bersama Buku Bajak Laut & Purnama Terakhir
Januari 21, 2017
Buku Bajak Laut dan Purnama Terakhir -Sebuah Komedi Sejarah-
Komedi sejarah? Buku yang cukup menarik perhatian saya ketika memegang buku tersebut di salah satu toko buku. Apalagi rekomendasi dari beberapa kawan agar saya membaca buku ini.
Saya sebenarnya memang berniat untuk membaca buku karya kang Adhitya Mulya ini. Tapi karena saat itu masih ada beberapa buku yang belum selesai saya baca. Jadi saya beli saja dulu bacanya nanti menunggu giliran biar fokus.
Hari itu tiba, beberapa lembar awal buku bajak laut dan purnama terakhir saya mulai baca dan saya langsung tutup kembali.
Membaca permulaan cerita dibuku ini yang menggambarkan tentang VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie), berlatar kegiatan di pelabuhan dan dengan nama yang tidak asing yaitu Cornelis Speelman sebagai tokoh VOC di lembar -lembar awal. Membuat saya memutuskan menutup buku dan tidak melanjutkan membaca saat itu. Karena saya merasakan adanya nuansa pertualangan luar biasa yang dihadirkan oleh Adhitya Mulya selaku penulis buku ini.
Jiwa menjelajah saya timbul. Saya mutuskan untuk membaca dan menyelesaikan buku ini sambil sedikit napak tilas.
Kota tua, pelabuhan sunda kelapa, dan beberapa tempat yang berkaitan dengan era VOC di batavia menjadi tempat saya membaca hingga menyelesaikan buku ini.
Dan benar saja petualangan demi petualangan yang dihadirkan oleh tokoh-tokoh dalam buku membuat adrenaline saya mengalir. Membaca lembar demi lembar tiap bagian buku bajak laut dan purnama terakhir ini saya bagai masuk ke dalam cerita.
Kadang saya memandang tempat persinggahan saya membaca, memandang bangunan bersejarah yang dahulu menjadi saksi bagaimana VOC Pernah ada di batavia.
Kadang saya memandang tempat persinggahan saya membaca, memandang bangunan bersejarah yang dahulu menjadi saksi bagaimana VOC Pernah ada di batavia.
Pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan yang pada zaman VOC sempat menjadi persinggahan kapal-kapal VOC di Jayakarta (Batavia) - pada buku bajak laut menjadi salah satu lokasi cerita |
Museum bahari yang menyimpan koleksi kemaritiman dan tampak menara syahbandar merupakan titik nol kilometer kota batavia. |
Jaka kelana tokoh utama yang mempunyai karakter cukup unik berhasil membuat buku ini hidup. Saat bersamaan kita di ajak pula untuk menyelusuri jejak sejarah masa lalu kerajaan di bumi nusantara, Bagaimana kehidupan dan kekuasaan VOC pada saat itu.
Buku Bajak laut dan purnama terakhir menceritakan tentang kehidupan Jaka Kelana, seorang pemuda yang memutuskan menjadi bajak laut, sebagai kapten kapal karakter jaka jauh dari bayangan kapten kapal bajak laut selama ini, Jaka yang memuja dan mempercayai adanya Dewa Ganteng ini mempunyai tingkat kewarasan yang cukup bikin geleng-geleng kepala tiap orang. Tapi tunggu sampai kita berkenalan dengan para awak atau anak buah kapal. Mereka pun tidak jauh berbeda dengan kaptennya. Satu kapal dengan kapten dan awak yang tingkah lakunya “Gesrek” dijamin membuat pembaca terpingkal-pingkal.
Di lain cerita, Cornelis Speelman (VOC) mempunyai ambisi besar terhadap kesuksesan dan kekuasaan, Speelman menemukan jurnal di sebuah toko antik dalam salah satu pelayarannya, sebuah jurnal yang mengantarkan dengan sejarah kerajaan masa lampau yang menyimpan sebuah rahasia besar dan kekuatan yang luar biasa yang bagi speelman akan sangat berguna bagi dirinya.
Saat bersamaan kita dihadapkan dengan cerita tiga orang arya terakhir yang mengemban misi rahasia dan sakral selama ribuan purnama yang harus mereka selesaikan sebelum purnama terakhir. Sebuah misi yang menghabiskan silsilah keturunan para leluhur mereka.
Alur demi alur cerita para tokoh pun bertemu di situasi yang cukup menegangkan dan tidak terbayangkan, pertualangan demi pertulangan yang memaksa para tokoh tersebut apakah tetap bertahan hidup atau mati hingga akhir cerita.
Pemandangan dari atas menara Syahbandar (De Uitkijk Post) merupakan menara pemantau pelabuhan dan tempat berkantor syahbandar - cerita tentang Syahbandar sempat menjadi bagian dalam buku ini. |
VOC galangan, dahulu merupakan tempat perbaikan kapal VOC |
Kota tua dan bangunan disekitarnya menyimpan bukti keberadaan VOC di batavia. |
Sedikit cerita saat napak tilas. Ada satu tempat yang mengusik untuk saya datangi salah tempat yang ada di dalam cerita yaitu pulau Onrust yang berada di kepulauan seribu dimana di pulau tersebut terdapat benteng peninggalan zaman VOC dan sangat kental dengan sejarahnya. Bagian pulau Onrust dalam cerita buku Bajak laut dan Purnama terakhir di jabarkan saat admiral Speelman bertemu dengan seorang arkeolog belanda bernama albert yang menjadi awal speelman mendalami isi jurnal dan menemukan rahasia yang tidak terbayangan.
Beberapa lokasi dan tempat yang terdapat di dalam buku Bajak Laut dan purnama terakhir memang ada dan sampai saat ini masih terdapat peninggalan-peninggalan bersejarahnya.
Saya seolah tidak rela ketika sampai di halaman terakhir. Seperti kehilangan Jaka kelana dengan tingkah laku dan petualangan mendebarkannya.
Saat itu Cafe Batavia kota tua dan pelabuhan sunda kelapa menjadi saksi bagaimana saya dilirik pengunjung dengan wajah penuh tanya, saat saya tidak bisa menahan ledakan tawa saat membaca tingkah laku Jaka kelana.
Sepertinya Dewa Ganteng yang selalu di puja jaka kelana berhasil membuat saya jatuh cinta dengan karakter Jaka kelana. Dan menunggu, berharap seandainya buku ini di buatkan Film atau kang Adhitya Mulya menulis lanjutan pertualangan Jaka Kelana lagi.
-Prina-
Posting Komentar