Wayang Orang Bharata : Lakon Ramayana Kumbakarna Gugur

Malam itu seperti biasa tiap sabtu malam di gedung Bharata Purwa bertempat di Jl. Kalilio No. 15, Senen, Jakarta pusat di adakan rutin pertunjukan wayang orang Bharata

Saya datang untuk menonton kembali pertunjukan wayang orang bharata. Walau belum bisa rutin tiap sabtu malam seperti para penonton setia lainya, saya mencoba untuk menyempatkan menonton jika ada waktu.

Saat menunggu saya bertemu kembali dengan pak Haji Agus dan Pak Handoko. Mereka salah satu penonton setia pertunjukan wayang orang bharata sejak puluhan tahun lalu dan selalu hadir tiap pementasan sabtu malam.

Kami mengobrol sambil menunggu waktu pertunjukan di mulai. Saya mendapatkan beberapa kawan lagi disana yang lagi-lagi yang umurnya seperti orang tua saya bahkan kakek nenek saya. :)

Waktu pertunjukan akan segera dimulai. Saya pun masuk kedalam gedung pertunjukan saya melihat dalam gedung telah terisi wajah-wajah yang tidak asing. Mereka para penonton setia wayang orang bharata yang tidak putus semangat untuk melestarikan kesenian ini.
Suasana dalam gedung pertunjukan
Malam itu pementasan triwulan awal periode Januari - Maret 2017 para wayang orang bharata akan mementaskan lakon cerita yang telah di jadwalkan.
Jadwal Januari - Maret 2017

Wayang Orang Bharata, 
Lakon : RAMAYANA - KUMBAKARNA GUGUR

Cerita dimulai dengan tarian yang luwes dari para penari wanita di atas panggung,

- Kerajaan Alengka -

Rahwana sedang bersama para nayaka kerajaan alengka. Prabu rahwana membicarakan tentang adiknya yaitu Dewi Sarpakeneka yang menjadi Senopati kerajaan.

Kemudian datang Kalamarica mengabarkan bahwa sang senopati Sarpakenaka gugur dimedan laga saat berhadapan dengan pasukan rama wijaya.

Prabu Rahwana sedih dan marah lalu menyuruh Putranya Indrajit untuk memberitahukan kepada Kumbakarna di kesatriaan paleburgangsa tentang kematian adik mereka. Indrajit pun pergi menemui pamannya kumbakarna.

Rahwana Marah karena kematian sang adik yang juga merupakan senopati kerajaan Alengka
Rahwana mengutus putra nya indrajit untuk menemui kumbakarna
Rahwana yang sedih dan marah lalu mengutus Dasa Wiludenta untuk membunuh Rama Wijaya yang telah menyebabkan kematian sarpakenaka.

- Tapal Batas Kerajaan Alengka -

Indrajit dan para prajurit kerajaan alengka menuju pertapaan penglebur gangsa. Sedangkan Dasa Wiludenta bersama para prajurit alengka dan yang lainnya berangkat untuk menyerbu pasukan Rama Wijaya.

- Perbatasan Swelagiri -

Pasukan kera yang dipimpin oleh Hanoman bertemu dengan pasukan alengka di bawah pimpinan Dasa Wiludenta yang hendak menuntut balas atas kematian senopatinya. Pertempuran Pun terjadi yang pada akhirnya Dasa Wiludenta mati di tangan Hanoman.
Pasukan kerajaan alengka bertemu dengan pasukan Kera hanoman
Terjadi pertempuran antara prajurit kera dan prajurit alengka
Dasa wiludenta mati di tangan Hanoman

- Ditengah Perjalanan - 

Para abdi punakawan sedang beristirahat sambil bersuka cita setelah cukup beristirahat, para abdi punakawan pergi menghadap prabu Rama Wijaya.

Punakawan
Punakawan 
Catatan : 
Saat punakawan naik keatas panggung bisa di bilang saat di nanti oleh para penonton termasuk saya, karena pertunjukan punakawan adalah saat penonton diajak tertawa dengan tingkah laku Semar, Gareng, Pertuk dan Bagong ini. Bernyanyi lagu-lagu campur sari bersama. Suatu yang menyenangkan ketika menonton wayang orang Bharata.

- Panglebur Gangsa - 

Indrajit datang menemui pamannya kumbakarna. Kumbakarna saat itu sedang beristirahat dan dibangunkan oleh indrajit dengan cara mencabut bulu kumbakarna. Kumbakarna pun bangun dari tidur panjangnya dengan kaget dan hampir mengamuk karena ada yang mengganggu tidurnya, saat melihat keponakannya indrajit, kumbakara merasa senang di kunjungi oleh keponakannya. Indrajit lalu memberitahukan kumbakarna tentang kematian adik kumbakarna yaitu Sarpakeneka
kumbakarna kaget dan sangat sedih.

Kumbakarna sedang tidur
Indrajit datang dan membangunkan pamannya kumbakarna
Kumbakarna kaget atas berita kematian sodaranya

- Kerajaan Alengka - 

Kumbakarna pun langsung menemui Rahwana di kerajaan Alengka. kumbakarna menasihati rahwana untuk mengembalikan dewi shinta kepada rama agar tidak terjadi perang besar dan korban jiwa lagi.
Kumbakarna datang kepada rahwana dan menasihati rahwana untuk mengembalikan dewi shinta kepada rama wijaya

Terjadi ketegangan karena Rahwana tidak mau mengembalikan dewi shinta. Rahwana pun lalu mengangkat kumbakarna untuk menjadi senopati kerajaan alengka. Kumbakarna menolak, dia tidak mau menjadi senopati kerajaan alengka dan tidak mau mengikuti Rahwana di jalan yang salah.

Saat kumbakarna akan pergi meninggalkan istana, Rahwana marah dan memanggil putra kumbakara yang masih kecil yaitu Bernama Aswanikumbo dan Bokinumbo.

Rahwana saat itu juga mengangkat kedua anak kumbakarna yang masih kecil dan belum cukup umur untuk menjadi senopati kerajaan menggantikan ayahnya yang menolak menjadi senopati.
Rahwana mengangkat kedua anak kumbakarna menjadi senopati
Kumbakarna pun kaget dan terpukul anak-anaknya dijadikan senopati. Kumbakarna marah terhadap rahwana dan akhirnya bersedia menjadi senopati kerajaan alengka. Kumbakarna pun bersedia kemedan laga namun bukan untuk membela rahwana akan tetapi demi membela tanah kelahirannya kerajaan alengka.

Kumbakarna akhirnya menerima jabatan sebagai senopati demi tanah kelahirannya.

-Taman Panglebur Gangsa-

Dewi kiswani kedatangan suaminya kumbakarana dan putranya. Kumbakarna pun bercerita bahwa saat ini dia mengemban tugas menjadi senopati kerajaan alengka dan akan pergi berperang melawan prabu Rama Wijaya. Dewi kiswani sangat terkejut dan menangis, kumbakarna memberitahu sebagai kawula negara kerajaaan alengka dia harus mempertahankan negara dari serangan musuh.

Dewi kiswani menangis mendengar suaminya akan kemedan perang
Dewi Kiswani pun mengikhlaskan suaminya pergi ke medan perang, dewi kiswani membantu sang suami untuk berganti pakaian menjadi layaknya seorang brahmana dengan pakaian putih- putih.

Dewi kiswani membantu suaminya berganti baju
Namun ketika hendak melepas suaminya kemedan perang dewi kiswani tidak mampu menahan sedih dan jatuh pingsan.


- Pegangsahan Swelagiri -

Prabu Rama Wijaya bersama sang adik Lesmana dan para prajurit menerima laporan dari kapisraba bahwa kumbakarna diangkat  menjadi senopati kerajaan alengka.

Prabu Rama wijaya dan Adiknya Lesmana
Prabu rama wijaya mendapat berita tentang kumbakarna
Prabu Rama Wijaya lalu mengutus Anggada untuk memerangi kumbakarna. Anggada bersama para prajurit kera segera berangkat akan tetapi Gunawan (adik kumbakarna yang memihak dan bergabung dengan rama wijaya) memohon kepada prabu rama wijaya untuk dapat menemui kakaknya yaitu kumbakarna. Untuk meminta agar kumbakarna tidak terlibat perang dengan pasukan rama wijaya.

Prabu rama wijaya pun pengizinkan Gunawan untuk menemui kakaknya kumbakarna.

- Medan Petempuran -

Dalam perjalanan kumbakarna hadang dan dikroyok oleh prajurit kera. Lalu datanglah Gunawan menemui kakaknya kumbakarna. Gunawan meminta kumbakarna untuk bersatu menjadi kawula prajurit rama wijaya. Namun kumbakarna menolak permintaan gunawan, kumbakarna harus setia dengan tanah kelahirannya dan posisinya sebagai senopati kerajaan alengka.

Kumbakarna di hadang pasukan kera
Kumbakarna terlibat pertarungan dengan hanoman, datang gunawan
Gunawan membujuk sang kakak agar tidak menyerang kerajaan alengka

Kumbakarna berpesan kepada Gunawan agar tidak banyak pengorbanan lagi dan tidak jatuh korban jiwa, maka prabu rama wijaya diminta untuk menghadapi kumbakarna untuk bertempur secara langsung. Kumbakarna berusaha untuk tidak membunuh siapapun dalam perperangan.

Datanglah prabu Rama wijaya dan terjadilah pertempuran antara kumbakarna dan Rama wijaya.
Pertarungan sengit terjadi antara keduanya. Rama wijaya pun melepaskan panah ke arah kumbakarna bagian tubuh kumbakarna terpisah satu demi satu. Melihat sang kakak gunawan tidak tega gunawan pun meminta kepada prabu rama untuk menyempurnakan kematian sang kakak kumbakarna agar tidak tersiksa dalam kematiannya. Panah terakhir dilepaskan prabu rama yang membuat kumbakarna terjatuh dan gugur di tangan prabu rama wijaya.

Prabu rama datang untuk bertarung dengan kumbakarna
Lesmana membantu sang kakak rama wijaya
gunawan meminta kepada prabu rama untuk menyegerakan kematian sang kakak
panah terakhir di siapkan oleh prabu rama wijaya
Panah terakhir dilepaskan prabu rama dan gugur lah kumbakarna

Kumbakarna gugur di medan perang karena membela tanah airnya. Sang adik Gunawan sedih karena kehilangan sang kakak. Kematian kumbakarna di sambut oleh para dewa, datang para dewi dari khayangan dan di iringin taburan bunga dari langit menyambut dan mengiringi arwah kumbakarna menuju surga.


Dewi- dewi khayangan mengantarkan arwah kumbakarna ke naik keatas khayangan

-Selesai -

Berikut video cuplikan gambar cerita lengkap kumbakarna gugur yang di mainkan oleh wayang Orang Bharata


Saya mendapatkan kejutan ketika pemeran Prabu Rama Wijaya masuk dalam cerita, ternyata pemeran Prabu Rama wijaya malam itu adalah Pak Kenthus. Saya telah lama mengidolakan pak Kenthus sejak jaman Ketoprak Humor ditayangkan di salah satu stasiun televisi. Pak kenthus saat ini sering berada di belakang layar sebagai sutradara cerita dan lainnya. Malam itu beliau ikut bermain dalam wayang orang sebagai prabu rama wijaya. Pak kenthus memang pemain untuk karakter kesatria.

Jika ada ingin menonton langsung pementasan wayang orang bharata, bisa langsung datang ke gedung pertunjukan bharata purwa setiap sabtu malam atau dapat menghubungi pak yunus untuk reservasi, bersama kita ikut dalam rangka melestarikan kesenian budaya bangsa.

- Prina -



Menjelajah Bersama Buku Bajak Laut & Purnama Terakhir

Buku Bajak Laut dan Purnama Terakhir -Sebuah Komedi Sejarah- 

Komedi sejarah? Buku yang cukup menarik perhatian saya ketika memegang buku tersebut di salah satu toko buku. Apalagi rekomendasi dari beberapa kawan agar saya membaca buku ini.
Buku Bajak Laut dan Purnama Terakhir, Penulis : Adhitya Mulya
Saya sebenarnya memang berniat untuk membaca buku karya kang Adhitya Mulya ini. Tapi karena saat itu masih ada beberapa buku yang belum selesai saya baca. Jadi saya beli saja dulu bacanya nanti menunggu giliran biar fokus. 

Hari itu tiba, beberapa lembar awal buku bajak laut dan purnama terakhir saya mulai baca dan saya langsung tutup kembali. 

Membaca permulaan cerita dibuku ini yang menggambarkan tentang VOC ( Vereenigde Oost Indische Compagnie), berlatar kegiatan di pelabuhan dan dengan nama yang tidak asing yaitu Cornelis Speelman sebagai tokoh VOC di lembar -lembar awal. Membuat saya memutuskan menutup buku dan tidak melanjutkan membaca saat itu. Karena saya merasakan adanya nuansa pertualangan luar biasa yang dihadirkan oleh Adhitya Mulya selaku penulis buku ini. 

Jiwa menjelajah saya timbul. Saya mutuskan untuk membaca dan menyelesaikan buku ini sambil sedikit napak tilas.

Kota tua, pelabuhan sunda kelapa, dan beberapa tempat yang berkaitan dengan era VOC di batavia menjadi tempat saya membaca hingga menyelesaikan buku ini. 

Dan benar saja petualangan demi petualangan yang dihadirkan oleh tokoh-tokoh dalam buku membuat adrenaline saya mengalir. Membaca lembar demi lembar tiap bagian buku bajak laut dan purnama terakhir ini saya bagai masuk ke dalam cerita.

Kadang saya memandang tempat persinggahan saya membaca, memandang bangunan bersejarah yang dahulu menjadi saksi bagaimana VOC Pernah ada di batavia.

Pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan yang pada zaman VOC sempat menjadi persinggahan kapal-kapal VOC di Jayakarta (Batavia) - pada buku bajak laut menjadi salah satu lokasi cerita
Museum bahari yang menyimpan koleksi kemaritiman dan tampak menara syahbandar merupakan titik nol kilometer kota batavia. 
Jaka kelana tokoh utama yang mempunyai karakter cukup unik berhasil membuat buku ini hidup. Saat bersamaan kita di ajak pula untuk menyelusuri jejak sejarah masa lalu kerajaan di bumi nusantara, Bagaimana kehidupan dan kekuasaan VOC pada saat itu.

Buku Bajak laut dan purnama terakhir menceritakan tentang kehidupan Jaka Kelana, seorang pemuda yang memutuskan menjadi bajak laut, sebagai kapten kapal karakter jaka jauh dari bayangan kapten kapal bajak laut selama ini, Jaka yang memuja dan mempercayai adanya Dewa Ganteng ini mempunyai tingkat kewarasan yang cukup bikin geleng-geleng kepala tiap orang. Tapi tunggu sampai kita berkenalan dengan para awak atau anak buah kapal. Mereka pun tidak jauh berbeda dengan kaptennya. Satu kapal dengan kapten dan awak yang tingkah lakunya “Gesrek” dijamin membuat pembaca terpingkal-pingkal.

Di lain cerita, Cornelis Speelman (VOC) mempunyai ambisi besar terhadap kesuksesan dan kekuasaan, Speelman menemukan jurnal di sebuah toko antik dalam salah satu pelayarannya, sebuah jurnal yang mengantarkan dengan sejarah kerajaan masa lampau yang menyimpan sebuah rahasia besar dan kekuatan yang luar biasa yang bagi speelman akan sangat berguna bagi dirinya.

Saat bersamaan kita dihadapkan dengan cerita tiga orang arya terakhir yang mengemban misi rahasia dan sakral selama ribuan purnama yang harus mereka selesaikan sebelum purnama terakhir. Sebuah misi yang menghabiskan silsilah keturunan para leluhur mereka.

Alur demi alur cerita para tokoh pun bertemu di situasi yang cukup menegangkan dan tidak terbayangkan, pertualangan demi pertulangan yang memaksa para tokoh tersebut apakah tetap bertahan hidup atau mati hingga akhir cerita.

Pemandangan dari atas menara Syahbandar (De Uitkijk Post) merupakan menara pemantau pelabuhan dan tempat berkantor syahbandar - cerita tentang Syahbandar sempat menjadi bagian dalam buku ini.
VOC galangan, dahulu merupakan tempat perbaikan kapal VOC
Kota tua dan bangunan disekitarnya menyimpan bukti keberadaan VOC di batavia.

Sedikit cerita saat napak tilas. Ada satu tempat yang mengusik untuk saya datangi salah tempat yang ada di dalam cerita yaitu pulau Onrust yang berada di kepulauan seribu dimana di pulau tersebut terdapat benteng peninggalan zaman VOC dan sangat kental dengan sejarahnya. Bagian pulau Onrust dalam cerita buku Bajak laut dan Purnama terakhir di jabarkan saat admiral Speelman bertemu dengan seorang arkeolog belanda bernama albert yang menjadi awal speelman mendalami isi jurnal dan menemukan rahasia yang tidak terbayangan.

Pulau Onrust di kepulauan seribu (doc : Google)
Beberapa lokasi dan tempat yang terdapat di dalam buku Bajak Laut dan purnama terakhir memang ada dan sampai saat ini masih terdapat peninggalan-peninggalan bersejarahnya.

Saya seolah tidak rela ketika sampai di halaman terakhir. Seperti kehilangan Jaka kelana dengan tingkah laku dan petualangan mendebarkannya.

Saat itu Cafe Batavia kota tua dan pelabuhan sunda kelapa menjadi saksi bagaimana saya dilirik pengunjung dengan wajah penuh tanya, saat saya tidak bisa menahan ledakan tawa saat membaca tingkah laku Jaka kelana.

Sepertinya Dewa Ganteng yang selalu di puja jaka kelana berhasil membuat saya jatuh cinta dengan karakter Jaka kelana. Dan menunggu, berharap seandainya buku ini di buatkan Film atau kang Adhitya Mulya menulis lanjutan pertualangan Jaka Kelana lagi.

-Prina-