Akhir Pekan di Museum : Menghidupkan Sejarah Lewat Seni Teater

Akhir Pekan di Museum Nasional adalah program rutin yang di adakan oleh museum nasional berkerjasama dengan teater koma dan dapoer dongeng, dengan tujuan utama untuk membawa kembali sejarah di balik artefak dan koleksi di museum nasional secara story telling. 

Sekitar pertengahan tahun 2013, program akhir pekan di museum nasional di kenalkan kepada publik dan pengunjung. Saat itu penikmat sudah lumayan banyak walau tidak sebanyak saat ini hal itu menunjukan minat dan daya tarik program akhir pekan di museum yang cukup bagus.

Saya adalah salah satu penikmat program akhir pekan di museum nasional sejak lama, sejak pertunjukan awal sampai saat ini.

yaa.. walau tidak rutin atau tidak semua pertunjukan saya lihat karena bentrok jadwal kegiatan. Tapi saya selalu menikmati belajar sejarah melalui pertunjukan dari teater koma selama beberapa tahun ini.

Saya masih ingat dengan jelas, pertunjukan awal musuem weekend saat itu tahun 2013 berjudul "keris puputan klungkung".

Puputan klungkung adalah sejarah yang di ambil dari wilayah bali. Puputan sendiri adalah bertarung sampai mati atau habis. Saat itu raja klungkung Dewa Agung Jambe beserta keluarga dan rakyat gugur dalam perang melawan belanda.
Suasana saat awal pementasan puputan klungkung,tampak saya di salah satu penonton (dok credit : galeri FB akhir pekan di museum)
Kami dan pak yudhi selesai pementasan puputan klungkung (dok credit : galeri FB akhir pekan di museum)
Minggu demi minggu, Satu demi satu sejarah artefak dan koleksi museum nasional di bawakan dalam pertunjukan mini teater koma. Awalnya pertunjukan di lakukan dalam ruangan tepat sebelah artefak dan koleksi yang menjadi objek cerita tapi semakin banyaknya penikmat dan pengunjung lokasi di pindah di ruang terbuka kertarajasa, taman arca dan stupa museum nasional.

Sudah banyak cerita yang di tampilkan selama beberapa tahun ini di museum weekend antara lain :

Tahun 2013
- Keris Puputan Klungkung
- Samurai Bersepeda
- Karamnya Kapal Tek Sing
- Raibnya Celengan Majapahit
- Kuda Perang Pangeran Diponegoro
- Raksasa Bhairawa Pengasah Parang

Tahun 2014
- Monalisa dari Singhasari (Ken Dedes)
- Semerbak Penggoda Raja Kelana
- Wayang Kalijaga, Si Brandal Lokajaya
- Ribut-ribut si Bumbung dan si Coak
- Nenek Moyangku Orang Pelaut
- Habis Gelap Terbitlah Terang

Tahun 2015
- Berbiduk-biduk di Langit, Berlayang-layang di Lautan
- Nina Bobo si Nona Manis Porto

Tahun 2016
- Koin Emas si Kikir Koopman -Kumpeni
- Titian Mantra di Tepi Samudera
- Serenceng Dongeng dari Tepi Sungai Thames
- Kemana Angin Bertiup Kesana Meriam ditunjuk
- Si pencuri, Si pedagang dan Si perajut Peta Surga di ujung Dunia
- Menyanggul Bumi Menggelung Samudera.

Teater koma dalam lakon kemana angin bertiup kesana meriam di tunjuk
Teater koma dalam lakon kemana angin bertiup kesana meriam di tunjuk
Teater koma dalam lakon si pencuri, si pedagang dan si perajut peta surga di ujung dunia


Teater koma dalam lakon si pencuri, si pedagang dan si perajut peta surga di ujung dunia
Rangga Riantiarno 
Untuk menyaksikan pertunjukan akhir pekan di museum nasional cukup mudah, kita bisa mendaftar melalui akun-akun sosial media.

Twitter      : @museum_weekend
Facebook  : Akhir Pekan di Museum
Instagram : museum_weekend

Atau datang langsung ke Museum Nasional Indonesia yang terletak di Jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat.

Museum nasional atau yang lebih di kenal dengan nama Museum Gajah karena terdapat patung gajah tepat di taman depan pintu masuk museum. Patung Gajah ini merupakan hadiah dari Raja siam atau Chulalangkarn dari thailand. Untuk menemukan museum nasional sangat mudah lokasi tepat di samping monas dan sejajar dengan gedung Mahkamah kontitusi dan gedung Radio Republik Indonesia (RRI).

Waktu pementasan mini show museum weekend di bagi menjadi 3 :
- Pukul 09.00 wib
- Pukul 10.00 wib
- Pukul 11.00 wib

Waktu pementasan mini show memakan waktu sekitar 10- 30 menit Setiap petunjukannya.
Para pemain teater koma membawakan lakon dengan dalam dan berkarakter, kadang terselip adegan lucu mengundang tawa, interaksi pun terjalan antar pemain teater koma dengan Penonton.
Interaksi pemain teater koma dengan penonton untuk ikut dalam cerita yang sedang di mainkan. 
Menonton pertunjukan tidak di kenakan biaya hanya membayar tiket masuk museum saja.
Selain menonton pertunjukan yang mengangkat sejarah di balik koleksi museum. Pengunjung bisa mengikuti tour penjelajahan museum yang di pandu oleh petugas yang akan menunjukan letak koleksi yang berkaitan dengan cerita dan menjelaskan sejarah nya.

Beberapa pertunjukan di jadikan PIN yang di
bagikan kepada para penonton. saya sempat ikut mengumpulkan PIN cantik tersebut beberapa tahun lalu sebagai cinderamata akhir pekan di museum.
Pin lucu dari pementasan museum weekend
Sekarang pengunjung dan penonton di ajak bertualang dengan peta jelajah. Peta jelajah ini adalah peta “harta karun” yang di siapkan untuk mencari dan menjabarkan koleksi museum yang sedang di ceritakan. Kita bisa bertualang sendiri atau mengikuti tour setelah selesai pertunjukan.

Beda cerita beda artefak yang menjadi harta pada peta jelajah, dan mari menjelajahi museum..
Peta Jelajah dan gambar untuk di warnai oleh adik-adik kecil penonton akhir pekan di museum

Mari menjelajah dengan peta 
Saya sendiri tipe yang suka dengan pertualangan. Saya senang menghabiskan waktu dengan peta jelajah berkeliling musuem,  Mencari artefak yang di maksud dalam peta jelajah.
Berkeliling museum dengan peta jelajah 
Dan ketemu salah satu "harta karun" di peta jelajah
Seperti bertualang mencari harta karun berbekal peta di tangan dengan lokasi harta tidak ternilai yang berada museum nasional sungguh pengalaman yang menarik dan menyenangkan.

Sejarah yang di kemas secara menarik lewat akhir pekan di museum, pembelajaran lewat program story telling dan peta jelajah menjadi sarana yang sangat efektif untuk menarik minat orang -orang mengunjungi musuem dan belajar sejarah saat bersamaan.

Bagai menghidupkan kembali sejarah lewat pertunjukan seni teater dan petualangan menjelajahi tiap sudut museum untuk belajar sejarah, mungkin salah satu tujuan dari program akhir pekan di museum ini.

Sosok di Balik Akhir Pekan di Museum Nasional

Mari berkenalan dengan pengagas dan pengisi program edukasi akhir pekan di museum

- Yudhi Soerjoatmodjo -

Bapak berkacamata ini, hampir selalu ada di setiap pertunjukan museum weekend, beliau sering menjadi host pertunjukan. Beliau adalah pendiri dari dapoer dongeng dan produser akhir pekan museum nasional.
Bapak Yudhi Soerjoatmodjo, 

- Teater Koma -

Teater koma adalah salah satu teater masih aktif hingga saat ini, banyak seniman besar lahir dari teater ini. Para pemain lakon di pentas weekend museum merupakan beberapa anggota teater koma yang wajah nya tidak asing karena beberapa pementasan mereka selalu memerankan lakon cerita.
para pemain teater koma
Ibu Ratna Riantiarno sang maestro teater koma kerap hadir dan ikut menonton bersama pengunjung lainnya.

Pementasan tgl 25 september 2016 bertajuk menyanggul bumi, menggelung samudera, merupakan pementasan terakhir tahun 2016 ini (season 4)

Semoga tahun depan program akhir pekan di museum nasional tetap ada dan rutin kembali.

-prina-






Tulisan yang Hilang di Kompasiana

Kompasiana adalah blog jurnalis media kompas yang berisi para pewarta dari berbagai kalangan tidak hanya dari pihak jurnalis tetapi masyarakat yang mempunyai berita atau hobi menulis bisa di salurkan di media kompasiana.
http://m.kompasiana.com/

Kompasiana sendiri terbentuk sekitar tahun 2008. Animo para blogger mengisi kolom dan rubik artikel semakin bertambah setiap harinya menunjukan semangat menulis yang besar.

Saya sendiri adalah salah satu kompasianer (sebutan untuk para penulis kompasiana).
Masih terhitung baru sekitar tahun 2012 Saya mulai menulis beberapa artikel di kompasiana.

Tulisan saya di kompasiana menjadi sarana buat saya untuk menyalurkan berita dan berbagi pengalaman traveling juga hal lain dengan para pembaca kompasiana.
klik untuk halaman kompasiana/prinajoey

Beberapa artikel yang saya tulis pun sempat menjadi highlight dan salah satu nya sempat menjadi berita utama atau headline, suatu yang cukup membuat saya senang, karena untuk menjadi berita utama tidak mudah.

Namun seiringnya perkembangan waktu sekitar tahun 2015 kompasiana mulai melakukan pembaharuan, kompasiana menjadi versi beta, tentu setiap perubahan bermotivasi kearah lebih baik.

Hal yang membuat saya sedih pembaharuan tersebut berdampak banyak tulisan atau artikel yang lenyap dari dashbord kompasianer.

Salah satu headline tulisan saya yang hilang
Artikel juga di share ke media sosial twitter

Awal saya kaget dan kecewa, karena kami yang menyukai dunia tulis menulis mencurahkan buah pikir dan kesenangan untuk berbagi informasi kepada banyak orang lewat tulisan kami.
Ketika tulisan yang saya buat hilang tentu menjadi hal yang menyedihkan dan membuat patah hati.

Mungkin kompasiana versi terbaru masih mengadakan pembenahan data dan saya masih berharap tulisan saya akan kembali di dasbord.

Saya bukan satu-satunya yang mengalami kehilangan tulisan di kompasiana. Teman-teman sesama kompasianer juga mengalami hal yang sama malah mereka lebih banyak dari pada saya, sebagian teman kompasianer telah menulis hampir ratusan artikel dan aktif di kompasiana, dan mereka kehilangan dalam jumlah yang cukup banyak juga.

Memang sebagian tulisan saya di kompasiana ada yang saya tulis ulang di blog saya ini. Tapi dengan gaya bahasa yang berbeda. Di kompasiana bahasa saya adalah bahasa pewarta atau baku. Sedang jika di blog prinajoey.com dengan bahasa bahasa yang “saya” dan santai..

Sedih dan kecewa pasti.. tapi saya tidak akan patah semangat.. saya akan terus menulis dan terus bercerita.

Terus berkarya..terus meninggalkan memory Pengalaman saya di tulisan.

- Prina-






Gus Teja Sang Maestro Musik Etnik Tradisional Bali

Musik Bali sangat berbeda, memiliki ciri khas tersendiri. Nuansa damai dan spriritual terasa dari alunan musik yang berasal dari alat musik tradisional nya.

Sebut saja Agus Teja Sentosa seorang seniman asal bali yang mempunyai group musik etnik bernuansa bali bernama Gus Teja World Music. Gus teja sendiri berasal dari ubud bali adalah seorang maestro berbagai music tiup.

Tidak ada lirik di lagu gus teja, hanya alunan musik indah yang berasal dari perpaduan alat tiup yang merupakan alat musik utama yang di mainkan oleh gus teja sendiri dengan dipadu alat musik bali lainnya, tidak hanya alat musik bali saja nada dari senar gitar juga ikut melengkapi lagu- lagu gus teja.

Saya telah lama mendengarkan dan menyukai lagu-lagu karya gus teja. Lagu “ Morning Happiness” awal saya jatuh cinta dengan alunan lagu etnik dari bali ini. Lagu tersebut saya dengar ketika berada di bali.  Saya memang menyukai segala sesuatu yang etnik dan tradisional.

Gus teja world music  telah mengeluarkan 3 album :
Rhythm of paradise (2010)
Flute for love (2011) dan
Ulah Egar (2015)
Album Gus Teja (dok : pribadi )
Album Gus Teja (dok : pribadi) 
Beberapa lagu telah ada video clipnya , video tersebut bisa di tonton di youtube. Video lagu gus teja tidak lepas dari bali, mengambil tempat di bali yang tidak lain rumah dan kampung halaman gus teja sendiri. Mengexplore tempat- tempat yang tidak biasa rasanya membuat kita ingin datang ke lokasi video tersebut.

Pada sabtu tanggal 16 juli 2016 lalu saya berkesempatan untuk menyaksikan langsung pertunjukan Gus Teja World Music yang di adakan oleh Galeri Indonesia Kaya persembahan Bakti Budaya Djarum Foundation yang terletak di West Mall Grand Indonesia Shopping Mall Lantai 8. Mengambil tema “From Heaven to Earth” Gus teja world music menghanyutkan saya dan penikmat seni yang berada auditorium Indonesia kaya lewat alunan Lagu-lagu dari album gus teja.

Gus Teja di Indonesia Kaya dalam Tema : From Heaven to Earth
Lagu demi lagu di bawakan terkadang di selipkan penjelasan dari gus teja tentang arti dan maksud di balik lagu tersebut. Kejutan yang hadirkan oleh gus teja saat itu tidak hanya berupa alunan lagu tetapi hadir kalaborasi gus teja dengan penari bernama Dewi Aryani.

Kalaborasi Gus Teja dengan Dewi Aryani
Gerakan tarian Lentur Dewi Aryani di iringi suara lagu dari Gus Teja World Music
Mata saya tertuju pada gerakan lentur, lembut dan indah dari tarian Dewi Aryani, sementara indra pendengaran saya di saat bersamaan menikmati suara suling dari gus teja. Suasana sangat tenang terlihat penikmat seni lainnya ikut hanyut dalam suasana saat itu.

Etnik musik tradisional bali dipadu dengan tarian yang epic dewi aryani
Gus teja membawakan lagu-lagu dari ketiga album mereka, lagu yang di bawakan antara lain : Morning Happiness, Hero (pahlawan yang di maksud di sini adalah para petani, pelaut yang karena mereka kita bisa makan) Senandung tembung, ulah egar ( bersenang-senang), romance, A night in bali , meong-meong..juru pencar..ratu anom (yang berupakan lagu dari bali) dan di tutup dengan lagu unify (yang mana lagu ini di gambarkan gus teja bentuk dari kebhinekaan di Indonesia).  Di layar ikut diputarkan video musik dari lagu-lagu tersebut.
Gus Teja World Music
Saat di alunkannya lagu unify gus teja mengajak saya dan penikmat seni lainnya untuk bertepuk tangan mengiringi lagu tersebut suasana sangat hidup. Sampai di akhir tiupan suling lagu unify  yang menandakan berakhirnya pertunjukan “Form Heaven to Earth” tepuk tangan menggemuruh dari seisi penikmat seni di Auditorium Indonesia kaya, saya dan beberapa penikmat seni lainnya tidak ragu untuk memberikan Standing Applause.

Di akhir gus teja menceritakan pengalaman nya yaitu saat awal mulai terjun untuk membentuk grup musik dimana demi keyakinan dan kecintaanya pada alat musik tiup, Gus teja nekat untuk rekaman dan mencetak 1000 keping CD music Sendiri, CD tersebut sebagian di bagikan kepada teman dan Gus teja juga berusaha menitipkan CD tersebut di toko musik. Tidak jarang tolakan di dapat gus teja saat menawarkan musiknya. Berlahan lagu-lagu Gus teja mulai di mainkan di toko atau tempat-tempat di bali, dari sana banyak yang mulai mencari tahu tentang lagu yang sedang di putarkan sampai di jawaban lagu tersebut adalah lagu dari Gus teja world music. Saat ini hampir di setiap tempat di bali, baik hotel, rumah makan, kawasan wisata dan pertokoan memainkan lagu-lagu Gus Teja World Music. Selain itu Gus Teja world music sering mengisi festival- festival kebudayaan di bali, tidak jarang juga manggung di luar negeri.

Gus Teja berbagi pengalaman bermusik 
Pada pertengahan pertunjukan gus teja juga sempat bercerita kenapa membentuk gus teja world music. Kecintaan gus teja kepada alat musik tiup yang ingin menjadikan alat musik tiup menjadi alat musik utama salah satu keinginan gus teja sejak dahulu.

Gus Teja World Music dan Dewi Aryani
Akhir pertunjukan From Heaven to Earth
Hal yang di ajarkan dari gus teja dimana ada mimpi kita harus selalu yakin akan mimpi kita, rintangan pasti ada dan butuh kesabaran, keyakinan, usaha dan tidak menyerah kunci keberhasilan

-prina-