Pertunjukan wayang orang bharata di adakan rutin setiap sabtu malam di gedung bharata purwa di Jalan Kalilio no. 15 Senen Jakarta.
Malam itu saya kembali menonton para seniman wayang orang mementaskan lakon yang malam itu berjudul Gondomono Luweng.
Seperti biasa teman penonton saya para sepuh di kanan dan kiri. Mengobrol tentang lakon cerita dan sebagainya. Dari sana saya mendapatkan cerita bahwa beliau menjadi bagian dari salah satu penonton setia Wayang Orang bharata. Hampir setiap sabtu malam beliau dan teman nya selalu setia menyempatkan waktu untuk melihat para wayang orang memerankan suatu lakon cerita. Dari tahun 1965an beliau menonton pertunjukan wayang orang, bahkan beliau sempat bermain dan kenal Para pemain dari generasi ke generasi.
Sayang saya terlalu asik mengobrol dengan beliau tanpa menanyakan nama nya , beliau menyebut dirinya “pak haji” lain kali kami akan bersama menonton kembali.
Pertunjukan kali itu adalah Gondomono Luweng cerita dalam epos Mahabharata. Saat dimana asal mula Haryo suman menjadi Sengkuni.
Lampu teater mulau redup, suara gending dari gamelan berirama beratur, masuk lah para penari wanita. Mereka secara luwes dan cantik menarikan tarian "Retno Tinanding". Setelah itu mulailah jalan cerita Godonomo Luweng.
Tarian Retno Tinanding
- Lakon Gondomono Luweng -
Cerita di mulai di kerajaan Astina, Dewi Gandari sedang sedih datang sang adik Haryo suman. Dewi Gandari berkeluh kesah dengan sang adik. Dewi gandari kecewa ketika harus menikah dengan Destarata yang buta padahal seharusnya dia menjadi istri Prabu Pandu Raja Astinapura. maka dia ingin agar anak-anak nya yaitu kurawa dapat mendapatkan kekerajaan astina sepenuhnya dan membalaskan sakit hati dewi gandari. Haryo suman pun berjanji kepada sang kakak dewi gandari untuk membantu mewujudkan keinginan sang kakaknya itu.
Kebetulan haryo suman mendapatkan surat dari kekerajaan pringgondani bahwa prabu kolo tremboko ingin menjalin persahabatan dengan kerajaan astina pimpinan prabu pandu. Haryo suman berencana akan merubah surat tersebut menjadi surat perang.
Dewi Gandari yang sedang berkeluh kesah dengan sang adik Haryo suman
- Dikerajaan Pringgandani -
Raja para Raksasa prabu Kolo Tremboko sedang berkumpul dengan para anak nya. Datang Haryo suman membawa surat balasan dari Raja pandu yang isinya telah di rubah oleh haryo suman yang isinya penolakan untuk bersabahat dan menantang untuk berperang. Prabu kolo tremboko yang membaca surat tersebut marah dan murka berulang kali bertanya apakah benar prabu pandu yang menulis surat itu. Haryo suman yang licik menjawab benar apa yang tertuang dalam surat tersebut raja pandu yang menulisnya. Prabu kolo tremboko membuang surat tersebut dan mengutus anak dan pasukannya untuk menyerang Astina.
Haryo suman menemui prabu kolo tremboko
Haryo sumanenyerahkan surat yang telah di rubah isinya kepada prabu kolo tremboko
Di pihak lain prabu pandu mengutus patih Gondomono untuk datang ke kerajaan pringgondani untuk berdiskusi dan menjalin persabahatan sehingga dapat meredakan perang.
Haryo suman yang mengetahui patih gondomono hendak menemui raja kolo tremboko mengatur siasat untuk meyerang Gondomono. Gondomono pun di cegat dalam perjalannya dan terjadi penyerangan kepada gondomono.
Gondomono di serang di tengah jalan
Gondomono di serang
Karena kesaktiannya gondomono berhasil menang, haryo suman mengatur strategi untuk membuat luweng (lobang dalam tanah) yang di tutup oleh dedaunan.
Haryo suman mengatur strategi untuk menjebak Gondomono
Gondomono kembali di serang dan di jebak untuk masuk ke luweng
Gondomono diserang kembali, kali ini Gondomono berhasil masuk jebakan dan jatuh dalam luwengan yang di buat, setelah gondomono jatuh, lubang di isi oleh berbagai senjata dan di timbun oleh tanah.
Haryo suman merasa berhasil. Haryo suman memberitahu kepada raja kolo tremboko bahwa kekerajaan astina telah runtuh dengan tewasnya gondomono.
Karena kesaktian dari Gondomono. Gondomono berhasil keluar dari luweng (lubang). gondomono yang mengetahui rencana jahat haryo suman, marah dan pergi mencari haryo suman.
Gondomono berusaha keluar dari luweng
Gondomono berhasil keluar dari luweng (lobang) dan sangat marah kepada Haryo suman
- Tepi Hutan -
Di tepi hutan, para abdi punakawan sedang beristirahat bersama Yama widura.
Para abdi Punakawan
Yama Widura di utus oleh Raja pandu untuk mencari Gondomono, karena gondomono menghilang tidak ada kabar sejak pergi ke kerajaan pringgodani.
Yama widura di utus mencari gondomono
Saat sedang beristirahat datang para raksasa, terjadi pertarungan dengan yama widura. Yama widura menang di saat bersamaan datang Begawan Landakseto dari pertapaan guwa pitu. Yama widura berkenalan dan landakseto pun menyampaikan pesan dan keinginan dari putri nya yaitu Endang Widati Agar yama widura dapat menikah dengan endang widati. Yama widura menolak terjadi lah perang antara landakseto dengan yama widura. Yama widura berhasil di ringkus dan di bawa ke pertapaa guwa pitu.
Yama Widura di serang oleh para raksasa
Yama Widura bertemu dengan begawan landakseto
- Pertapaan Guwa Pitu -
Yama Widura pun menikah dengan Endang Widati dan saat sedang memadu kasih datang begawan Landakseto. Yama widura menceritakan yang terjadi sebenarnya bahwa dia sedang dalam tugas dari raja pandu untuk mencari Gondomono. Begawan landakseto pun menyuruh agar yama widura kembali ke astina karena di astina sedang terjadi perang. Yama widura pun memohon pamit kepada landakseto dan istrinya endang widati untuk kembali ke astina.
Yama Widura sedang memadu kasih dengan Endang Widati
Yama Widura dan Endang Widati
Yama Widura bercerita kepada bagawan landakseto bahwa dia sedang dalam tugas mencari gondomono
- Kerajaan Astina -
Prabu pandu sedang berada di kekerajaan bersama dengan para istrinya dewi kunti dan dewi mandri ada pula destarata dan dewi Gandari, para petinggi kerajaan dan haryo suman. Prabu pandu menceritakan keresahannya karena tidak ada kabarnya dari gondomono.
Prabu Pandu sedang binggung karena patih Gondomono menghilang
Melihat situasi yang seperti itu dewi gandari menyampaikan saran untuk menjadikan haryo suman menjadi patih kerajaan astina menggantikan gondomono yang pergi menghilang tidak ada kabarnya.
Prabu Pandu mengangkat Haryo suman menjadi Patih kerajaan astina
Prabu pandu pun mengikuti saran dari dewi gandari dan mengangkat Haryo suman menjadi patih kerajaan astina menggantikan gondomono.
Mendadak gondomono datang, melihat Haryo suman yang di angkat menjadi patih oleh raja pandu langsung murka dan menghajar haryo suman hingga keluar dari pendopo kerajaan astina.
Haryo suman dihajar oleh Gondomono
Haryo suman merasa heran dan bertanya kenapa godomono menghajarnya sampai babak belur. Gondomono yang telah mengetahui rencana busuk haryo suman semakin marah dan terus menghajar haryo suman tanpa ampun. Datang lah prabu pandu menyelamatkan haryo suman dari amukkan gondomono.
Prabu pandu menyelamatkan haryo suman dari amukan gondomono
Prabu pandu tidak mau mendengar penjelasan gondomono, prabu pandu merasa kecewa dan marah lalu mengusir gondomono dari kerajaan astina.
Yama Widura datang untuk menanyakan apa yang sedang terjadi pada prabu pandu
Datang yama widura menanyakan apa yang terjadi, prabu pandu menceritakan yang terjadi kepada yama widura. Prabu pandu memerintakan yama widura untuk merawat dan mengobati luka haryo suman.
Ketika hendak kembali kekerajan astina datang pasukan kekerajaan pringgondani. Raja kolo tremboko mengajak prabu pandu untuk perang tanding.
Kerajaan pringgondani menyerang astina
perang tanding prabu pandu dan kolo tremboko
Terjadilah perang antara prabu pandu dengan raja kolo tremboko. Perang terjadi cukup sengit. Raja kolo tremboko dadanya tertembus oleh pusaka dari prabu pandu. Demikian juga dengan prabu pandu yang pahanya terkena pusaka kolo nadah dari raja kolo temboko.
Kolo tremboko yang terkena tusukan prabu pandu
Prabu pandu terkena tusukan dari raja kolo tremboko
- Selesai -
Untuk cerita Wayang Orang Bharata lakon Gondomono Luweng selesai sampai pertarungan prabu pandu dan raja kolo tremboko.
Mungkin aga sedikit menggantung ceritanya di pertunjukan lakon gondomono luweng, karena memang fokus cerita adalah gondomono yang terjebak di luwengan.
Apa yang terjadi dengan gondomono setelah di usir oleh prabu pandu dan bagaiman nasib haryo suman setelah di hajar oleh gondomono?
Cerita selanjutnya dapat di cari dari cerita epos / wiracarita mahabarata.
Sedikit saya lanjutkan cerita dari gondomono luweng.
Haryo Suman
Haryo suman mendapat luka serius dan parah dari amukan kemarahan Gondomono. Haryo suman yang semula berwajah tampan dan gagah mengalami kecacatan pada wajah dan badannya sehingga menjadi buruk. Sejak itu haryo suman pun menjadi sengkuni yang selama ini kita kenal, Yang artinya akibat dari ucapan. Walau begitu sengkuni berhasil menjadi patih kerajaan astina menggantikan gondomono dan menghancurkan astina secara pelan-pelan.
Gondomono
Gondomono yang merasa kecewa dengan prabu pandu kembali kekerajaannya yaitu kerajaan pancala.
Juru bicara Jakarta, final show stand-up comedy dari seorang pandji pragiwaksono. Setelah berbulan-bulan tur menjelajahi 24 kota di 5 benua. Tiba lah ditempat terakhir dari semua perjalanan pandji tahun ini, puncak penutup rangkaian tur dunia, dan JAKARTA.. Kota terakhir yang di pilih untuk melakukan show penutup Juru Bicara World Tour.
Puncak show yang jadwalkan pada tanggal 10 Desember 2016 ini sejak awal kemunculan di daftar kota-kota tur juru bicara sudah di nanti oleh para penikmat stand up comedy dan para wongsoyudan (sebutan untuk pengemar karya pandji pragiwaksono).
Tidak heran tiket pre sale 1 yang di launching di situs wsydnshop.com situs penjualan resmi karya pandji pragiwaksono cepat ludes terjual. Seperti biasa khas seorang pandji penjualan tiket online di buka tepat jam pergantian hari tanggal 18 agustus 2016 jam 00.01. Para penikmat karya dan wongsoyudan saling berebut untuk bisa membeli di presale 1, dengan bonus khusus kartu prioritas untuk 1000 pembeli pertama. Presale 2 pun demikian sampai pembelian di sevel pun sold out dalam waktu yang cukup cepat.
Saya mungkin salah seorang wongsoyudan yang sudah menanti juru bicara jakarta sejak lama,saya pun mulai bersiap untuk memburu tiket, bergadang dan menunggu konfirmasi dari pihak wsydnshop cukup membuat berdebar apakah saya dapat tiket atau apakah saya berhasil masuk list prioritas?! tapi semua terbayar saat hari pertunjukan.
Tiket juru bicara jakarta
- Pertunjukan Juru Bicara Jakarta -
Juru Bicara Jakarta berlokasi di The Kasablanka Hall, akses menuju ke sana hari bisa saja cukup membuat emosi apalagi di weekend, ahh sudah lah balik ke saya pribadi lagi cuma bagaimana saya mengatur agar datang tepat waktu saja.
Tempat di adakannya juru bicara Jakarta
Open gate memang baru akan di mulai pukul 18.00 WIB tapi antrian sudah mengular di tiap pintu masuk kelas yang di sediakan. Para penonton seolah tidak mau tertinggal untuk bisa mendapat tempat duduk yang strategis, tidak heran karena saya juga salah satu dari mereka yang telah menunggu ini sejak berbulan-bulan lalu.
Antrian di salah satu pintu masuk
Open gate pun tiba,kami mulai masuk ke dalam, jadwal show masih terhitung lama, cukup banyak aktivitas yang dapat dilakukan penonton sebelum show dimulai. Apalagi dilokasi tersedia fasilitas yang cukup lengkap mulai dari toilet, mushola, stand marchandise sampai jasa daycare yang di sediakan, sepertinya pandji cukup memberi solusi untuk orang tua yang punya anak kecil tapi tidak memungkinkan membawa anak mereka kedalam.
Selama menunggu, lagu-lagu yang di putar untuk menemani suasana mendadak menjadi daftar list lagu yang sepertinya harus ada di playlist saya, lumayan jadi moodbooster.
Menunggu show di mulai
Tepat waktu, itu yang saya suka dari show pandji. Jam 19.30 WIB di buka dengan penampilan Coki Pardede yang membawa keresahan tentang dunia kematian berhasil membuka pemanasan tawa malam itu, dilanjutkan oleh Indra Jegel gelak tawa mulai riuh.
Setelah penampilan opener yang membuat tawa diawal. Tampak di layar gambaran proses Juru bicara yang telah di lalui pandji dan team selama ini sampai tiba show puncak di Jakarta. Pandji pun muncul di atas panggung dengan membawa identitas sebagai seorang juru bicara mulailah pertunjukan inti malam itu. - Be a part of history Pandji Pragiwaksono -
Menatap penonton dan mic di tangan mulainya mengalir dari mulut pandji pembahasan yang menarik terjadi satu demi satu. Bagaimana coba ganja bisa legal di beberapa negara?! Beli di apotek lagi? kenapa juga mendadak daun bungkus papua di bawa-bawa. Dan hmm.. saya rasa beberapa pria langsung browsing selepas pertunjukan.
Pengalaman di lift bersama seorang nenek di shanghai yang mendebarkan, culture yang unik di negara yang di singgahi selama tour jubir tidak lepas dari materi pandji. Bukan itu aja, kita diajak untuk mempelajari habitat satwa, yaa.. pandji menyebut diri nya jubir satwa juga. Kebiasaan gajah yang cukup memberikan gambaran kenapa bisa terjadi gajah mengamuk di pemukiman warga, keresahan tentang habitat owa jawa yang hampir punah. Dan Bagaimana perasaan hewan sirkus dan lainnya.
Pandji cukup berani juga untuk membahas topik rating yang membuat penonton sedikit banyak tahu apa yang terjadi di dunia pertelevisian. Menjawab rasa penasaran kita bagaimana caranya klaim rating acara bisa ada. Acara talkshow yang pernah di bawa oleh pandji yang umurnya tidak lama karena balik lagi ke rating. Kekonyolan atas nama sensor yang kadang tidak pada tempatnya.
Ajakkan berkarya terus didengungkan oleh pandji. Kata-kata yang cukup membekas di memory saya "sedikit beda, lebih baik daripada sedikit lebih baik".
Keresahan, ajakan berpikir dan bertindak dibahas habis-habisan oleh pandji, materi yang di lemparkan cukup sensitif dan berat, tapi pandji mengemasnya cukup unik tiap materi yang jelaskan melalui joke yang mengundang tawa dan anggukan ooo jadi ini.. (kira-kira begitu).
Label penonton di atas usia 15 tahun memang di taruh di Jubir Jakarta. Beberapa menyerempet ke pembahasan yang memerlukan kedewasaan berpikir dan mencerna dari tiap materi dan joke yang di lempar pandji.
Sekitar 2,5 jam saya dan para penonton di permainkan rasa, emosi dan ekspresi oleh pandji, senang, sedih, penasaran, kaget,tawa dan haru semua jadi satu malam itu.
Tiba lah closing bit, serentak seisi the kasablanka hall berdiri memberi standing ovation dan Seolah tidak mau duduk kembali saya yang penonton lainnya seakan terus memberi ucapan selamat dan terima kasih atas petunjukan pandji malam itu.
Lagu selamanya Indonesia dari twentyfirst night, Mengiringi selebrasi akhir juru bicara Jakarta. Terlihat bagaimana pandji larut dalam suasana bersama kami para penonton.
Di tutup dengan epilog, Pandji berterima kasih kepada pihak- pihak yang membantunya sampai terwujudnya juru bicara world tour. Walau ada sponsor yang memutuskan tidak kerjasama lagi di awal-awal tour. Tapi show must go on, Juru Bicara World Tour tetap dilakukan dengan rasa yakin dan percaya.
Samangat, percaya dan kerja keras, begitu saya melihat bagaimana proses yang dilalui pandji dan team untuk juru bicara would tour. Pengalaman yang di bagi melalui cerita pandji, dokumentasi gambar dan di akhiri dengan puncak standing Ovation
Rasa kepuasan tiap orang mungkin berbeda, saya pribadi puas dengan pertunjukan Pandji malam itu di Juru Bicara Jakarta. Menjadi bagian saksi sejarah yang di buat pandji dalam stand up Comedy melalui Juru Bicara World Tour.
Mungkin tulisan saya di atas sedikit banyak menunjukan ke-wongsoyudan-an saya. Mengikuti stand up comedy pandji sejak lama sampai Juru Bicara Jakarta cukup menjadi alasan saya akan terus menanti karya-karya pandji selanjutnya.
Dieng terletak di perbatasan kabupaten Wonosobo dan kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah ini dikenal dengan sebutan negeri para dewa dan negeri atas awan. Tempat dimana legenda, mitologi, spiritual, tradisi dan kebudayaan melebur dalam kehidupan masyarakatnya.
Sebut saja Dieng Culture Festival, salah satu rangkain acara kebudayaan terbesar masyarakat dieng. Acara yang di adakan setahun sekali ini sayang sekali untuk di lewatkan.
Dieng Culture Festival (DCF) 2016 telah diadakan beberapa waktu lalu, mulai tanggal 5 – 7 agustus 2016 dengan tema “ THE SOUL OF CULTURE”. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya DCF 2016 kali ini di adakan selama 3 hari. Banyaknya animo penikmat acara DCF tahun sebelumnya dan rangkaian acara yang lumayan banyak membuat pihak penyelenggara menambah hari pelaksanan DCF menjadi 3 hari.
Hari Ke - 1 DCF 2016
Hari pertama merupakan hari pembukaan DCF, bertempat di panggung utama timur komplek candi arjuna, acara di isi oleh budayawan Emha Ainun Nadjib atau yang lebih akrab di panggil Cak Nun, bersama dengan kiai kanjeng, cak nun mengajak pengunjung larut dalam wejangan dan alunan sholawatan bersama.
Cak nun dalam memberi wejangan sebagian besar menggunakan bahasa jawa menambah rasa yang berbeda saat mendengarkannya.
Di bagian lain tepatnya di ruang teater museum kailasa komplek dieng plateau di adakan pemutaran berbagai judul film pendek dan film dokumenter. Pemutaran film ini di adakan sepanjang acara DCF selama 3 hari sehingga pengunjung dapat lebih leluasa memilih waktu menonton.
Jazz Atas Awan #1
Malam hari udara dieng cukup dingin di panggung utama timur komplek candi arjuna sudah ramai penonton, Jazz atas awan hari pertama tengah berlangsung mengusung tema “Jazz Kemulan Sarung” acara di pandu oleh komika Anang Batas, Candra Mukti dan Yusril Fahriza, sudah terbayang akan bagaimana.. keriuhan dan tawa menggema sepanjang malam.
Jazz Atas Awan keseruan yang di pandu oleh Anang Batas, candra mukti dan yusril fahriza
Oiya tidak lupa penampilan para pengisi acara yang mengiris lerung hati dari penampilan solo seorang Telsa Manaf lewat permainan gitarnya. Jingga, Jessika lokallo, five percent, glanze dan lainnya menghanyutkan kami malam itu.
Sang vocalis dengan suara indahnya
Tungku Anglo yang di sebar di sekitar kami, membuat hawa sedikit hangat, malam pun semakin larut, warna warni dari kembang api di langit dieng menutup jazz atas awan hari pertama. Hari Ke - 2 DCF 2016
Bagi pecinta sunrise (matahari terbit) dieng memiliki banyak spot / lokasi melihat sunrise, dataran tinggi dieng yang terletak di sekitar 2100 mdpl menjadi alasan rangkaian acara trekking for sunrise di bukit scooter dan sidengkeng. Setelah itu hari masih pagi jalan-jalan keliling dieng seru juga (fun walking).
Acara budaya, seni tradisi dan bazzar di gelar di panggung budaya timur soeharto – whitlam. Di salah satu tempat terdapat meja panjang di penuhi orang, rasa penasaran, saya pun ikutan mengantri dan ternyata minum purwaceng masal toh. Pantas saja yang antri banyak kaum pria. Hihihi...
Di bagian belakang Museum Kaliasa terdapat taman bunga dan beberapa gazebo, saya setiap ke dieng selalu menikmati hembusan udara dieng dari sana. Namun Siang itu sedikit berbeda, saya dan beberapa pengunjung di suguhkan pertunjukan musik akustik di sana.
Cuaca sejuk di taman bunga Museum Kaliasa di temani pertunjukan musik akustik
Jazz Atas Awan #2
Hari mulai malam waktunya menikmati Jazz atas awan hari ke -2. Cuaca dieng malam itu turun hujan, setelah menunggu beberapa lama walau masih gerimis rintik-rintik, saya dan para penonton lainnya mulai datang ke panggung Jazz atas awan. Dingin, hujan dan tanah basah jadi pengalaman yang tidak terlupakan. Di pandu oleh 3 Komika Wira nagara, ridho dan dicky, jazz atas awan cukup “kacau” dengan plesetan khas anak muda, gema tawa dan moment ke“ciee..ciee an” di bawa oleh mereka bertiga. Panampilan kikil, jess kidding, absurb Nation, srintil, kailasa membawa lagu yang familiar di telinga, tanpa komando penonton pun ikut menyanyi bersama.
Jazz atas awan memang penuh kejutan, bintang tamu yang di rahasiakan benar-benar penuh histeria. Di tandai dengan alunan lagu yang tidak asing.. ANJI mendadak muncul di atas panggung. Kaget dan senang di rasakan oleh kami, Menyanyi bersama dengan lagu- lagu anji seperti lagu Bersama Bintang (drive), Merindukanmu, Dia dan lagu terbaru anji cukup membuat penonton terhanyut dalam lirik lagu yang sendu.
Jazz Atas Awan dan Anji di Dieng Culture Festival 2016
Penyanyi lawas Mus mujiono pun tidak ketinggalan ikut mengisi jazz atas awan.
Pelepasan lampion secara serentak adalah moment puncak acara Jazz atas awan. Sekitar 3000- 5000 lampion di terbangkan bersama-sama ke atas langit dieng, berisi harapan lampion-lampion itu terbang menghiasi langit dieng dengan indah, terdengar suara lagu “Indonesia Pusaka” mengantar lampion dan harapan kami terbang tinggi ke angkasa. Rasa Nasionalisme terbangun di negeri atas awan ini.
Kembang api tidak mau kalah mewarnai langit dieng. Melihat langit dieng malam itu saya larut dalam lamunan tentang “Dieng Negeri Para Dewa”.
Pelepasan Lampion ke langit tinggi
Langit dieng di warnai oleh lampion dan kembang api
Bukan bintang tapi langit dieng sedang di hiasi oleh gemerlap lampion yang terbang tinggi.
Hari Ke - 3 DCF 2016
Hari ke tiga, merupakan hari terakhir dan acara puncak pemotongan rambut anak gembel dieng.
Cerita bermula dari legenda leluhur dieng, tersebut lah eyang agung kala dete dan istrinya nini dewi roro ronce yang mendapat titipan anak bajang berambut gembel dari ratu pantai selatan.
Anak bajang di yakini membawa sumber kemakmuran bagi masyarakat dieng. Anak bajang berambut gembel berjenis kelamin laki-laki merupakan titisan dari Eyang agung kala dete, sedangkan anak bajang rambut gembel berjenis kelamin perempuan merupakan titisan Nini dewi roro ronce.
Anak- anak bajang ini awalnya sama seperti anak normal lainnya sampai suatu hari mereka terserang sakit panas berhari-hari, hari berikutnya rambut mereka gembel dengan sendirinya.
Anak bajang ini di yakini memiliki kemampuan berkomunikasi dengan alam gaib dan cenderung lebih aktif dari anak-anak lainnya.
Rambut gembel mereka tidak bisa sembarangan di potong harus dengan ritual ruwatan sendiri. Jika tidak, rambut tetap akan kembali gembel dan si anak akan sakit.
Permintaan pemotongan rambut pun harus dari si anak bajang sendiri tidak bisa di paksakan. Permintaan tersebut terjadi di pagi hari dan ucapan pertama saat anak bajang ketika bangun tidur. Biasanya pihak keluarga memastikan dahulu jika permintaan di pagi hari itu tidak berubah, maka sudah tanda bahwa anak bajang siap untuk di potong rambutnya.
Permintaan yang cukup unik harus di penuhi sebagai salah satu syarat dalam rangkaian ritual ruwatan tersebut.
Di dieng ada 4 jenis gembel anak bajang :
- Gembel Pari
Rambut Gembel kecil-kecil dan tipis
-Gembel Keris
Rambut Gembel yang beberapa saja tipis jadi satu
-Gembel Jatha
Rambut Gembel yang besar dan menggumpal
-Gembel Wedus
Rambut Gembel di seluruh kepala mirip dengan bulu wedus.
Kirab Budaya
Pagi itu anak-anak bajang yang akan menjalani ruwatan pemotongan rambut gembel berkumpul di rumah tetua adat, Mbah Naryono. Menaiki kereta kuda anak-anak bajang mengenakan pakaian kebaya putih, kain batik dan ikat kepala putih tampak anggun di atas kereta yang membawa mereka ke lokasi candi arjuna. Anak bajang di kirab dengan suguhan tarian tradisional, di iringi pembawa uborampe (sesaji) serta para peserta kirab budaya yang memakai pakaian adat. Dieng saat itu terasa sangat kental ajaran leluhur yang masih lestari. Jamasan Rambut Anak Gembel
Anak bajang tiba di komplek candi arjuna, mereka mengarah ke sendang sedayu di komplek Dharmasala untuk melakukan jamasan (keramas atau membersihkan diri) Ruwatan Pemotongan Rambut Gembel Anak Bajang Dieng
Selesai jamasan anak bajang di bawa ke pelataran candi arjuna, tampak pengunjung telah menunggu mereka sejak pagi, teriakkan selamat datang dan senyuman menyapa anak bajang ketika memasuki pelataran acara.
Iringan anak bajang beserta keluarga, pembawa uborampe, para tetua adat dieng, tampak juga di sana para pejabat pemerintahan, Bpk Sutedjo Slamet Utomo (Bupati Banjarnegara), Bpk Hadi Supeno (Wakil Bupati Banjarnegara), Bpk Gus Romi (Anggota DPR RI), Sosok Bpk Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah) dan Anji (Duniamanji) cukup membuat pandangan sedikit teralih kepada mereka.
Salah satu Sesaji (uborampe) berupa ketupat sebanyak 2016 yang bermakna tahun Dieng Culture Festival
Gubernur Jawa Tengah Bapak Ganjar Pranowo memberi kata sambutan di Dieng Culture Festival sebelum acara ruwatan di mulai
DFC 2016 kali ini terdapat 11 anak bajang perempuan yang akan mengikuti ruwatan :
Sebelas anak banjang yang akan di potong rambut gembelnya di Dieng Culture Festival 2016
1.Celyn Eka Fitriyana
Berasal dari desa sukayasa - banjarnegara, kelas 5 ini , meminta Wig dan Laptop
Anak bajang celyn eka sedang di potong rambut Gembelnya
2.Aqilla Quenera Martza
Berasal dari desa sigaluh – Banjar, anak dari bpk mustafa ini meminta karet untuk kuncir rambut.
3.Ririh Dwi Anjani
Berasal dari desa pagargunung, meminta daging sapi sebanyak 3 kilogram.
4.Zifara Khirunisa
Berasal dari desa Tegalrejo – Wonosobo, meminta Duren sebanyak 5 buah dan uang berwarna merah.
Zifarah, anak bajang yang meminta duren sebanyak 5 buah
5.Faiza Amelia Dina
Berasal dari kaliputih – Batur , meminta sepasang Marmut dan Handphone terbaru.
6.Ulfi Silviana
Berasal Dari dieng wetan – Wonosobo, meminta 2 penari lengger dan kalung emas.
Dua penari di sini adalah ulfi ingin melihat mereka menari.
Anak Bajang ulfi silviana tampak di gendong 2 penari lengger yang menjadi permintaannya sebagai syarat pemotongan rambut gembelnya
7.Sisop
Berasal dari sindoagung- selomerto, wonosobo yang berusia 4 tahun ini, meminta Kucing.
Anak bajang sedang melihat kucing yang menjadi permintaannya untuk dapat di potong rambut gembelnya
Anji mendapat kesempatan untuk ikut dalam ritual pemotongan anak bajang di DCF.
8.Alin Umaroh
Berasal dari desa Pesantren wanayasa, berusia 7 Tahun ini meminta sepeda dan karet gelang.
Anak bajang, alin sedang di potong rambut Gembelnya
9.Madina Jauza Aina Effendi
Berasal dari desa Bakal batur, berusia 6,5 tahun ini meminta baju cantik bergambar Frozen.
(Catatan : frozen, film animasi keluaran disney).
anak bajang Madina Jauza yang meminta baju gambar frozen mendapat kesempatan di potong oleh Bapak Gubernur Jawa Barat Ganjar Pranowo
10.Adinda Widjayanti Putri
Berasal dari Depok, berusia 4 tahun ini meminta Boneka dan Motor kecil
Adinda cukup menarik perhatian ketika profil adinda di bacakan oleh pembawa acara, bahwa adinda berasal dari depok. Adinda salah satu anak bajang di luar dieng yang ikut ruwatan, peristiwa ini membuktikan bahwa anak gembel tidak hanya anak yang tinggal di wilayah dieng saja. Tapi bisa dari luar dieng mungkin dengan garis keturunan keluarga berasal dari dieng.
Adinda berasal dari depok sedang di potong rambut gembelnya
Adinda yang telah selesai di ruwat pemotongan rambutnya
11.Ananda Refalina Saputri
Berasal dari desa pandan sari ini meminta seekor anak sapi
ananda dengan permintaan anak sapi sedang di potong rambut gembelnya
Satu demi satu rambut anak bajang yang gembel di potong. Selesai acara uborampe yang di siapkan langsung di serbu oleh pengunjung, uborampe di yakini membawa berkah untuk orang yang mendapatkan nya. Pelarungan Rambut Gembel
Rambut anak gembel yang selesai di potong di masukan dalam wadah untuk di bawa ke telaga warna. Di Telaga warna rambut-rambut itu di larungkan (dihanyutkan), pelarungan bermakna rambut anak gembel itu di kembalikan ke asalnya yaitu ke laut selatan.
Acara DCF 2016 pun selesai dengan di larungkan rambut anak gembel. Sebuah kearifan lokal di negeri para dewa masih terjaga dengan asri. Cerita Di Balik Dieng Culture Festival
Cerita rangkaian acara DCF 2016 tidak lengkap kalau saya tidak menulis hal-hal yang seru dan menarik yang terjadi dari sudut pandang saya. yang DCF 2016 kali ini merupakan kali kedua saya ikuti.
Media Sosial DCF
Untuk mendapatkan informasi acara DCF sangat mudah, mimin akun sosial media festival dieng sangat aktif dan gaya yang cukup anak muda sangat menarik di ikuti. Semua bentuk informasi terkait sangat jelas dan terarah. Silakan saja ikuti mereka di
DCF dan Pertemanan yang Terjalin Indah
Selalu saja saya mendapatkan kawan baru dari seluruh pelosok tanah air di DCF, teman menikmati acara budaya bersama, tertawa bersama dan membahas budaya bersama. Kenal?! Awalnya tidak, tapi acara ini membuat kami saling menyapa, saling tersenyum, saling berbagi tempat di lokasi acara. Bahkan beberapa bertemu kawan lama dan jauh di DCF tanpa rencana sama sekali. Ahh sungguh indah.. DCF mempertemukan kami pecinta budaya dan kearifan lokal dalam satu tempat, melepaskan semua atribut sosial kami. Mungkin di tiadakannya kelas untuk tiket DCF tahun 2016 ini salah satu tujuan untuk terciptanya kebersamaan yang indah.
Moment menyanyi bersama, menerbangkan lampion bersama dan menikmati acara bersama sangat membekas di memori saya. Bawa Kembali Sampahmu kawan, untuk dieng yang bersih.
Sampah di acara, masalah klasik yang terjadi. Tapi.. yakin dan percaya masih ada orang yang peduli.
Tante (saya memanggilnya begitu) beliau merupakan teman menonton saya dibagian belakang dekat pagar saat acara pemotongan rambut anak gembel berlangsung. Setelah menikmati ruwatan anak rambut gembel dan diakhir acara ketika uborampe mulai di perebutkan, di sisi lain beliau tampak mengeluarkan plastik sampah hitam besar yang di bawanya.
Pemandangan yang cukup untuk saya bertanya “tante bawa plastik untuk apa?!”
“untuk sampah ini..biar bersih.. kasihan panitia kalo mereka yang bersih-bersih sendiri, sampah kita ya.. kita yang buang dong“ tante menjawab sambil tertawa.
Sepertinya plastik hitam besar yang di bawanya tidak cukup membuat puas, setelah mencari kanan kiri tampak satu jas hujan plastik warna hijau bekas yang tergeletak begitu saja, dengan sigap beliau mengikat ujung bagian tangan dan kepala jas hujan itu dan taraaaaa.... jadi plastik besar untuk tempat sampah.
Tante dan kawannya mulai memasukan sampah dilokasi acara kadang mengajak pengunjung lainnya untuk memasukan sampah ke dalam plastik sampah yang di bawanya keliling lokasi acara. Pelan tapi pasti, gerakan spontanitas dan inisiatif itu membuat peserta acara lainnya ikut terdorong mengambil sampah dekat mereka dan memasukan kedalam wadah plastik yang di bawa tante dan kawannya.
Kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya untuk dieng yang bersih.
Nikmatilah Dieng
Dieng memiliki tempat wisata dan kekayaan alam yang terbilang lengkap loh. Hampir semua ada, mau candi.. ada, telaga.. ada, kawah, museum, bukit, gunung, taman bunga kailasa, sendang, sungai, sumur jalantunda yang konon kalo kita bisa melempar batu tepat sasaran bisa terkabul harapan kita, melihat sunrise di beberapa tempat di dieng, Spot foto apalagi di jamin bagus buat berfoto ria. Semuanya gampang untuk dijelajahi karena jaraknya berdekatan dan aksesnya mudah.
Kedieng kalo tidak ke tempat wisata nya kurang oke.. di sela-sela waktu DCF kemarin saya lagi-lagi menikmati dieng.
Untuk melihat golden sunrise yang terkenal indah saya mendaki bukit sikunir lagi dengan para pemburu sunrise yang sebagian besar adalah peserta DCF juga.
Melihat matahari terbit di atas ketinggian sekitar 2.300 mdpl dari bukit sinkunir di desa sembungan dieng kecamatan Kejajar kabupaten Wonosobo – Jawa Tengah ini, kita dapat melihat matahari terbit dengan latar belakang beberapa gunung di Jawa Tengah. Gunung Sindoro, Slamet, Sumbing dan lainnya yang akan membuat kita berdecak kagum menikmati keindahan alam di Jawa tengah ini.
Bagai lukisan, alam dieng menyuguhkan pemandangan tidak terlupakan dari keindahan matahari terbit.
Ucapan selamat datang pagi dari matahari terbit di "tanah para dewa" , Dieng, Jawa Tengah.
Mata, Hati, Dan Camera
Keseruan sepanjang acara DCF selalu menjadi cerita menarik, mulai minibis yang saya tumpangi mogok ketika menuju dieng sampai moment tidak terlupakan pelepasan lampion di langit dieng.
Semua di lihat dengan mata, simpan di hati dan memori, abadikan lewat foto dengan camera, dan bagikan lewat tulisan. Begitulah perjalanan dan petualangan saya mengikuti acara budaya Dieng Culture Festival 2016 beberapa waktu lalu.
Foto dengan moment langka yang mungkin tidak bisa diambil buat kedua kalinya. Menjadi suatu kenangan yang membuat saya akan terus mencintai kearifan lokal bangsa.
Dieng salah satu gambaran dari Pesona Jawa Tengah, yang harus di kunjungi dalam daftar perjalanan dan petualangan.
Dan Dieng Culture Festival adalah paduan simfoni indah dari keragaman budaya leluhur, kearifan lokal dan kekayaan nusantara bangsa Indonesia.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang
diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa
Tengah @VisitJawaTengah (www.twitter.com/visitjawatengah)