Dieng Culture Festival : Pesta Budaya Warga Dieng

Dieng culture festival merupakan acara budaya tahunan yang di adakan oleh masyarakat dieng. Kegiatan budaya negeri atas awan ini berhasil saya ikuti setelah hampir 2 kali acara atau 2 tahun terlewati begitu saja karena kesibukan duniawi yang belum bisa saya tinggalkan.. Hiks... (Bilang saja kerja susah amat ya ... hehehee ^_^) . Saya bertekad Dieng Culture Festival (DCF) tahun 2014 harus saya ikuti.. Pesta budaya terbesar di dieng dan pasti penuh dengan kegiatan menarik dimana akan kumpul secara serentak para penikmat budaya di dieng.. membayangkan saja saya sudah merinding... pasti akan menjadi suatu hal yang seru dan akan membekas dalam memory. Ya.. memang jika ada acara yang menawarkan kebudayaan saya suka sekali.

Sebenarnya dieng bukan tempat baru bagi saya. yang entah bagaimana negeri atas awan tersebut menjadi  salah satu tempat yang saya rindukan untuk kembali kesana, keramahan warganya, keindahan alam, beragam peninggalan masa lampau dan hawa dingin menusuk tulang kombinasi yang pas untuk menikmati pengalaman bertualang saya.

Cerita Dimulai disini

Informasi mengenai acara Dieng culture festival saya peroleh dari media sosial Twitter  Melalui Akun @festivaldieng panitia DCF secara berkala memberikan informasi yang di butuhkan, dari waktu acara, tiket, homestay, Camping zone sampai tips-tips untuk mengikuti acara DCF.


Saat itu 3 (Tiga ) bulan dari jadwal acara DCF panitia telah mengumumkan waktu acara DCF tahun 2014 akan  di lakukan pada 30-31 Agustus 2014. Saya dan (masih) bersama teman bertualang saya ubay dan erva memang telah berniat apapun yang akan terjadi DCF kali ini kita harus jadi bagian dari acara budaya itu.

- Persiapan Petama : Penginapan -

Hal pertama yang harus kami selamatkan adalah homestay, Panitia DCF sangat membantu untuk memberikan daftar homestay, saat itu baru hari ketiga sejak tanggal pengumuman acara DCF dan sebagian besar homestay di kawasan Dieng Kulon hampir Fullbooking.. What....?! Jujur Lumayan Kaget kami saat itu karena dieng terkenal akan udara dinginnya yang sangat menusuk tulang dan acara yang akan di lakukan pada agustus 2014 waktu dimana suhu udara dieng bisa mencapai minus.. tapi tekad telah terukir di diri kami (bahasanya... hehhe ) saya dan ubay menelpon beberapa homestay dan memang sebagian telah terisi untuk acara DCF. . sampai kami di daftar homestay bernama Puspaindah. Setelah menyampaikan maksud kami. Alhamdulilah kami berhasil menyelamatkan satu kamar dengan kamar mandi didalam selama 4 hari 3 malam

Lokasi homestay kami terletak tidak jauh dari pusat acara yaitu komplek Candi arjuna jika jalan kaki sekitar 2-3 menit sudah sampai. Tapi jika saat acara seperti DCF sebaiknya booking di lakukan jauh hari. Panitia menyediakan juga camping zone sih, tapi saya tidak kuat dingin yang sampai minus...brrrrrr

Homestay kami selama di dieng

- Persiapan Kedua : Tiket Perjalanan -

Selanjutnya kami beralih ke cara untuk sampai ke dieng. alur ke dieng saat itu kami sepakat untuk naik kereta api dari Stasiun senen Jakarta  menuju Purwokerto. Setiba di stasiun purwokerto kami akan menuju ke terminal purwokerto  dari terminal tersebut banyak terdapat bis menuju Wonosobo...
Waktu pemberangkatan dan waktu pulang telah kami bahas sehingga pemesanan tiket kereta api tidak sulit di lakukan .

- Persiapan Ketiga : Tiket Acara Dieng Culture Festival -

Acara Dieng Culture Festival membagi tiket untuk ritual pemotongan rambut anak gembel menjadi 3 Kelas : Kelas VVIP, Kelas VIP Dan Kelas Festival. Tiket kelas VVIP Menjadi tiket yang kami perjuangkan untuk acara DFC. Dan benar saja untuk mendapatkan tiket kelas VVIP butuh perjuangan dan tekad yang membara, tidak mudah di dapatkan, pembelian tiket secara online di buka sebulan sebelum acara tepat pukul 00.01 wib, jumlah tiket yang terbatas, peminat yang membludak, sempat membuat system penjualan tiket online DCF down. Saya pribadi sampai stress saat itu, berkali-kali mencoba system down, ketika telah berhasil saya masih harus menunggu konfirmasi via email untuk rekening transfer dan telah terdaftar di list peserta. waktu terus berputar sampai akhirnya saya mendapatkan tiket VVIP tersebut dan ketika sadar saya belum tidur sampai pagi tiba.

Waktu Dieng Culture Festival Tiba

Waktu yang dinanti telah tiba kami berangkat menuju dieng. 4 hari 3 malam sengaja kami pilih agar puas menikmati dieng. kami sampai dieng 1 hari sebelum acara dengan tujuan dieng belum rame dengan para peserta DCF dari penjuru wilayah, Hari itu kami habiskan untuk berkeliling dieng dengan menyewa motor.

Setelah sore hari tiba kami kembali ke homestay dan berjalan kaki untuk menukarkan Tiket DCF kepada panitia yang letaknya tidak jauh dari tempat kami. 

Hari kedua Kami berada disana jalanan dieng mulai penuh dengan penikmat budaya, homestay mulai di datangi oleh para pemesannya, Jalanan yang semula lenggang sudah mulai sulit untuk di lewati, kendaraan dan para pejalan kaki serentak berada untuk tujuan yang sama DCF

- Hari Pertama : Dieng Culture Festival -

Pagi itu hari masih gelap tetapi sepanjang jalan depan homestay kami sudah rame oleh Panitia, warga dan para penikmat DCF. acara DCF pun di mulai dengan gerak jalan atau jalan sehat yang di lakukan oleh warga maupun anak sekolah disana 

Gerak Jalan Hari Pertama Dieng Culture Festival
Acara Lainnya yang juga di adakan pada hari pertama DCF adalah Pegelaran seni budaya dieng, pemutaran Film indie dieng dan minum purwaceng secara massal.

-  Pagelaran Jazz atas Awan -

Hari mulai senja, kami kembali ke penginapan untuk mepersiapkan diri untuk mengikuti pegelaran Musik Jazz diatas awan.. Salah satu dari rangkaian acara DCF yang menarik antusias kami. Dieng sangat dingin terutama pada bulan agustus saat di adakan DCF dan pegelaran Jazz atas awan di adakan di luar ruangan di sekitar komplek candi arjuna. Pakaian kami dari mulai jaket tebal, syal, sarung tangan, penutup kuping sampai topi dan koas kaki kami gunakan untuk menghadapi hawa dingin dieng malam itu.

Sampai di lapangan Pandawa komplek candi arjuna, pasar malam di sekitaran pintu masuk menambah kemeriahan suasana malam itu, berbekal bir pletok panas kami mulai bergabung dengan penonton jazz lainnya, duduk di bawah langin malam yang di penuhi bintang dan menikmati alunan musik dari para pengisi acara Jazz atas awan secara bergantian sangat romantis.

Selain menonton jazz atas awan sebagian peserta mulai menerbangkan lampion dan membakar jagung, Langit dieng malam itu tampak indah. Sedang asik menikmati pertunjukan jazz kami dan para penonton lainnya di suguhkan pemandangan indah dari kembang api yang mulai menghiasi langit.

Saya pribadi bisa bilang ini adalah pertunjukan kembang api terindah selama ini yang telah saya liat, jika saya ilustrasikan kembang api jazz atas awan ini di tampilkan di langit dieng yang masih asri dan alami, tidak ada kabel-kabel di sekitar mata memandang,pemandangan langit yang luas, kanan kiri masih terdapat pohon-pohon berdiri, dan saya menonton kembang api ini bersama dengan teman-teman dari berbagai wilayah yang datang untuk mengikuti acara DCF

Berikut sedikit gambaran acara Pagelaran Jazz atas awan , langit yang di warnai dengan pelepasan lampion dan di tutup dengan kembang api.

Pegelaran Jazz Atas Awan
Kembang api di Jazz atas awan (Photo By Erva)

Kembang Api di Jazz Atas Awan (Photo By Erva)


-Hari Kedua Dieng Culture Festival : Ritual Pemotongan Anak Rambut Gembel-

Acara puncak dari DCF bertempat di Komplek Candi Arjuna, Anak gembel dieng merupakan keturunan istimewa dimana Konon anak berambut gembel yang berjenis kelamin laki-laki merupakan titisan Eyang Agung Kala Dete, sedangkan yang perempuan titisan Nini Ronce Kala Prenye.
 
Anak Dieng yang mengikuti prosesi pemotongan kali ini semua berjenis kelamin perempuan sebanyak 7 (tujuh) orang, yang secara bergantian di potong rambutnya oleh para pejabat daerah Banjarnegara. yang unik dari prosesi ini adalah permintaan dari anak yang akan di potong rambutnya
  1. Isma Nur Khasanah, lahir 27 Mei 2008 ini meminta 1 (satu) buah apel merah dan Sepeda berwarna Merah jambu.

  2. Vera Tabah Utami, Berusia 11 Tahun ini meminta di doakan saja semoga menjadi anak yang sehat selalu dan sholeh

  3. Sekar Anggun Mariska, Lahir 29 Maret 2010 ini meminta 1 (satu) ekor Kambing.

  4. Nurul Isnaini, meminta sepeda ontel dan es lilin yang di buat oleh tetangga

  5. Ali Kesya Prasetia , meminta di sediakan coklat satu keranjang.

  6. Fibratul Hikmat  lahir 12 september 2003 , meminta di belikan hape kamera

  7. Natasha Wulan Safitri, Lahir 4 Oktober 2009 ini meminta di belikan sepeda ontel berwarna merah supaya bisa gowes bareng temannya

Setelah di potong rambut anak tersebut akan di larung ke telaga warna

Berikut saya akan bercerita dari foto yang saya ambil di suasana DCF hari ke dua : Pemotongan Rambut Anak Gembel

Berbagai makanan dan sajian yang di butuhkan untuk ritual pemotongan anak rambut Gembel Mulai memasuki tempat acara

Para pewarta dan peserta tidak ingin melewatkan moment pembawaan masuk makanan dan sajian ke dalam lokasi acara
Dengan saat hati-hati mas ini membawa Makanan dan sajian ke lokasi acara
Anak yang akan di potong rambutnya mulai memasuki tempat acara
Adik-Adik Peserta pemotongan rambut menunggu giliran di potong rambutnya


Pembacaan doa dan izin acara oleh para pemuka
Prosesi Pemotongan rambut gembel, rambut yang di potong segumpalan lho...
Adik-Adik yang telah di potong rambutnya berfoto bersama bapak dan ibu pejabat desa
Selesai acara pemotongan rambut kemudian.... byarrrr... gunungan sesaji dan makanan langsung di serbu oleh peserta acara dan... lhooo.lhooo.lhoo... Si Mas ini asik makan ayam goreng utuh satu ayam lagi.. sambil menyaksikan peserta dan warga  berebut sesaji.. kok hoki amat mas bisa dapet satu ayam goreng utuh gitu ya.. yang lain aja masih rebutan hehehe
ahhh Saya Panggil saja si mas untuk berpose sama hasil tangkapannya... hehehe.... (nb : siapa pun mas nya saya izin masang foto anda ya di blog ) ^^
Saat pulang dari lokasi acara eh... ketemu adik Sekar Anggun Mariska lagi ngasih makan kambingnya.. so cute,,,


Dannnnn... Acara Dieng Culture Festival ke 5 telah selesai saya ikuti dengan sukses.. yeeeeaahhhh...



- Sekelumit Cerita Prina Saat Dieng Culture Festival ke 5 - 

Kami berangkat dari stasiun senen jakarta menuju purwokerto dengan menggunakan kareta api, langit masih gelap saat kami tiba di purwokerto, ternyata banyak penumpang kereta dengan tas besar dan atribut lengkap turun bersama kami, mereka rata-rata datang bersama rombongan, hasil pengamatan dan percakapan dengan beberapa orang ternyata mereka juga akan mengikuti acara Dieng culture Festival 


Suasana Stasiun Purwokerto saat itu

Kenapa saya memilih tinggal lebih lama di dieng saat acara Dieng Culture Festival berlangsung kala itu? selain kami berencana untuk menjelajahi dieng kembali secara puas dan mengunjungi semua tempat wisata di dieng. hal ini salah satu nya.. Jalanan dieng yang penuh kendaraan ketika acara berlangsung, yaaa...kami menghindari macet. Saya yang berkerja di daerah sudirman-thamrin jakarta sudah puas dengan kemacetan jakarta jadi perjalanan kali ini lebih baik sampai dieng masih sepi dan pulang setelah sepi.. ^_^
Jalanan Sekitar dieng ketika selesai acara DCF


Jalanan sekitar dieng ketika selesai acara DCF
Saat menukarkan tiket VVIP acara Dieng culture festival di panitia kami mendapatkan godie bag yang berisi : Baju, Lampion, Jagung, Brosur wisata, kain dan tentu saja tiket fisik yang harus selalu di pakai saat mengikuti acara DCF, oiyaaa... tiket itu sudah termasuk untuk masuk ke kawasan telaga warna dan komplek candi arjuna lho...

Akses masuk ke tempat acara DFC ^_^

Menikmati acara Dieng Culture Festival bersama teman itu sangat menyenangkan lho...


Ki-ka : Erva, Ubay , Saya

Terbilang beruntung saya bisa dapat tempat paling depan di acara pemotongan anak rambut gembel :)
Sampai sini dahulu tulisan saya yang sedikit terlambat dari acaranya yang sudah di adakan agustus tahun lalu, sebenarnya saya sudah pernah menulis di rubik kompasiana (yang sempat jadi highlight pada hari itu) jika ingin membaca dapat Klik disini (Versi Kompasiana)

Tapi memang sih jika belum di tulis di blog yang bahasanya lebih ringan belum klop... heheh..

Salam Budaya
-Prina-
5 Responses
  1. Unknown Says:

    halooo Prinaa...
    mau tanya
    1. harga tiket vvip nya waktu itu berapa?
    2. total berapa lama perjalanan dari jakarta - dieng ?
    3. total berapa hari?
    4. sama boleh tau rincian biaya selama disana ga?

    email saya di fitriyani.masruroh@yahoo.co.id

    makasih banyak ya cantiiik.. ^_^


  2. Martina Gita Says:

    mba.. beli tiket DCF yg VVIP lwt website apa ya?


  3. Unknown Says:

    mbak mhn info. kok saya liat di web resmi tidak ada penjelasan soal tiket vvip vip dan festival.dan apakah ada perbedaan harga?atau itu hanya soal siapa yang duluan beli? tp saya liat di open trip..beberap tour mrnjelaskan kalo tiket mrk tiket vip. makasih


  4. Prina Says:

    Buat temen-teman yang sudah komen terima kasih ya..:)
    Maaf saya baru tau ada komen dan baru balas sekarang :(

    Walau uda lewat waktu acaranya dan terlambat izikan saya jawab ya..
    untuk tiket tahun ini (2016) tidak ada pembagian kelas, semua di samakan oleh penyelenggara DFC 2016.
    untuk tiket vvip,vip dan festival yang saya sebutkan di blog, itu dari pengalaman saya waktu DFC 2014.

    Untuk lainnya akan saya tulis kembali di pengalaman DFC 2016.:)


  5. Ezy Says:

    Lah ada vvip?? hahaha kok DCF 2017 kemarin semuanya sama aja ya. Tapi saya malah tertarik untuk bisa ikut di Campnya. Tempat campnya enak banget..

    main juga ya mba ke cerita saya tentang dieng di : Dieng Culture Festival


Posting Komentar